Penyebaran virus Avian Influenza (flu burung) di Samarinda, Kalimantan Timur, semakin meluas. Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Ikan Dinas Peternakan Kota Samarinda Jumiyanti ditemui disela-sela penyuluhan tentang bahaya flu burung di RT. 13 Kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang, Rabu menyatakan, hingga saat ini sudah tiga kelurahan yang diduga menjadi endemi virus mematikan tersebut. "Dari hasil rapid tes yang kami lakukan terhadap bangkai seekor ayam di Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, hasilnya positif terjangkit virus flu burung," katanya. "Jadi, saat ini sudah tiga kelurahan pada tiga kecamatan yang ditemukan ada virus flu burung yakni, Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang, Kelurahan Sambutan, Kecamatan Samarinda Ilir dan Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara," ungkap Jumiyanti. Virus flu burung yang menyebabkan lebih 300 ekor ayam peliharaan warga mati di tiga kelurahan itu, kata Kepala Seksi Kesehatan He
Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat Akuisisi menjadi ” grand strategy ”. Hanya urusan mengakuisisi itu relatif gampang ditangani. Tantangan terbesar adalah mempertahankan sumber daya manusia agar tetap sebagai investasi, bukan beban biaya bagi perusahaan. Kalau dipandang sebagai beban, perusahaan pasti akan mencari celah untuk selalu memotong gajinya. Pemikiran itulah yang kerap menggelayuti Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat (40), Co-Chief Executive Officer (Co-CEO) PT Indika Energy Tbk, yang dalam lima tahun (akhir tahun 2005-2010) mampu mengembangkan nilai aset industri energi batu bara berlipat ganda, dari 150 juta dollar AS menjadi senilai 2,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 22,5 triliun). Pria kelahiran Jakarta, 16 Maret 1970, ini mencetuskan ide ”gila” untuk membawa Indika Energy bukan semata-mata menjadi industri pertambangan batu bara, melainkan juga industri yang memiliki kekuatan nilai tambah dari hulu ke hilir. Berikut petikan wawancara Kompas d
Komentar
Posting Komentar