Produksi Pertama CBM Ditargetkan Mei Ini

Pemerintah menargetkan produksi pertama dari gas metana batu bara atau "coal bed methane" pada Mei 2011.



Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Budi Indianto dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (16/2/2011) menyebutkan, CBM tersebut berasal dari Wilayah Kerja (WK) West Sangatta I di Kalimantan Timur dengan operator West Sangatta CBM Ltd.

"Produksi pertama CBM ini mencapai satu MMSCFD (juta kaki kubik per hari) dan akan digunakan buat kebutuhan pembangkit listrik dengan daya 2,5 MW," katanya.       Menurut dia, pada tahun 2010, West Sangatta telah menyelesaikan pemboran tiga sumur dan sejak akhir Januari 2011, mulai dibor empat sumur lainnya. Secara paralel, lanjutnya, dilakukan pembicaraan dengan badan usaha milik daerah  untuk penjualan gasnya.

Budi mengatakan, sejak pengembangan pertama CBM dimulai 2008, pada 2011, ditargetkan lima kontraktor kontrak kerja sama (KKS) pemilik wilayah kerja CBM mulai memproduksikan gas.

Selain West Sangatta, WK CBM lainnya adalah Sekayu (Medco Energy International), Tanjung Enim (Arrow PTE), Barito Banjar (Indobarambai) dan Sanga-Sanga (Vico). Kecuali Sanga-Sanga dengan rencana produksi 1,5 MMSCFD, blok lainnya berproduksi satu MMSCFD. "Kontraktor lain mulai produksi kuartal ketiga hingga akhir tahun 2011," kata Budi.       Dengan demikian, total produksi CBM hingga akhir 2011 adalah 5,5 MMSCFD yang seluruhnya diperuntukkan bagi kebutuhan pembangkit listrik dengan perkiraan daya 13,75 MW. Sebagai tahap awal, gas CBM memang diproyeksikan memenuhi kebutuhan pembangkit listrik skala kecil pada tahun 2011.

Kepala Divisi Penunjang Operasi BP Migas Sinang Bulawan menambahkan, sejumlah kendala operasional dihadapi mengingat kegiatan CBM baru di Indonesia dan berbeda dengan proses migas konvensional.

Di antaranya, masalah teknis operasi seperti keterbatasan rig khusus CBM, kendala perizinan serta administrasi. Potensi CBM Indonesia termasuk lima terbesar di dunia. Sumber dayanya mencapai 453,3 trilliun kaki kubik (TCF) yang tersebar di 11 cekungan.

Saat ini, sudah terdapat 23 WK CBM yang ditandatangani kontraknya. Sedang, tahun 2011, pemerintah menawarkan 13 WK dan menargetkan penandatanganan 10 kontrak CBM. Pemerintah menargetkan produksi CBM mencapai 500 MMSCFD pada tahun 2015, 1.000 MMSCFD pada tahun 2020, dan 1.500 MMSCFD untuk tahun 2025.

Terimakasih Kompas
by Goody

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flu Burung di Samarinda, Mari Waspada

STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN