Kepala Batan: Nuklir Tak Cuma Untuk Bom

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Hudi Hastowo mengatakan, belum adanya pemahaman positif terhadap nuklir di masyarakat Indonesia merupakan penyebab belum diterapkannya nuklir sebagai satu sumber energi alternatif di Indonesia.



Menurutnya, penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia yang terus dipandang negatif sebetulnya sebagai bentuk penjegalan kemajuan teknologi seperti yang berlaku pada negara-negara maju. “Gerakan anti nuklir umumnya memberi opini negatif atau ketakutan akan bencana nuklir. Opini lainnya, menyangsikan kemampuan orang Indonesia dalam mengoperasikan PLTN yang aman, termasuk penanganan limbah radioaktifnya. Nuklir tidak hanya digunakan untuk membuat bom,” ujar Hudi.
Menurutnya, PLTN sebetulnya aman dan tidak sedahsyat propaganda negara-negara barat lewat film-film perangnya. Bahkan, negara-negara maju sudah menerapkan PLTN sebagai sumber energi yang memiliki peranan bagi pembangunan bangsanya. Amerika Serikat tercatat menggunakan PLTN sebagai 20 persen sumber energi, Korea Selatan 40 persen, bahkan Perancis 80 persen.

Hudi mengakui, hal terpenting dalam proses pengambil kebijakan pembangunan PLTN ini adalah penerimaan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar pembangunan PLTN. “Membuat publik mengerti dan menerima akan suatu teknologi baru, bukanlah hal mudah. Karenanya, perlu cara yang arif dan bijaksana agar transfer teknologinya berjalan baik dengan sikap terbuka dan percaya, berdasarkan fakta-fakta. Dengan begitu, pengetahuan masyarakat jadi balance dan tidak terpengaruh opini-opini negatif,” ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flu Burung di Samarinda, Mari Waspada

STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN