NUKLIR

 Mensikapi Pertanyaan dan Permintaan Penjelasan akan "Nuklir". Maka Mr. Good kutipkan dari buku Mr. yang berjudul "KALTIM PERLU PLTN"

1.      Sejarah Dunia Sub Atomik

Nuklir memiliki sejarah sangat menarik, sehingga tidak sedikit pakar dari berbagai disiplin ikut dalam membahasnya. Nuklir bisa ditarik ke dalam domain politik, ekonomi, sosial, kesehatan dan tentunya sains. Maka penting untuk membahas singkat tentang sejarah nuklir.
Era tentang penelitian tentang zarah kecil dalam materi dimulai ketika Crookers’ (1879) berhasil membuat tabung ionisasi gas. Penelitian tentang materi dasar (fundamental) penyusun materi makro dimulai. Thomson (1897) . . . .
Hasil dari penembakan elektron menghasilkan tiga sinar unik yaitu gelombang (sinar) alpha, beta dan gama. Munculnya ketiga sinar tersebut membuka tabir, materi apa yang terdapat di dalam atom. Ternyata inti atom (nucleus) tidak sendirian, namun tersusun atas neutron dan proton. Neutron memiliki sifat netral dan proton memiliki sifat (muatan) positif (+1). Inti atom ini dikelilingi oleh elektron yang berputar sesuai dengan orbitnya. Elektron bersifat (muatan) negatif. Seperti listrik ada positif dan negatifnya, ada orang baik dan jelek, ada pro dan kontra. Sama dengan atom yang bersifat stabil karena ada proton dan elektron.
Penjelasan akan penelitian dunia sub atomik tersebut diambil alih Einstein. Ilmuwan terkenal abad 20 ini mengeluarkan postulat dahsyat yang efeknya dikemudian hari sangat besar. Formula (rumus) terkenalnya pasti tidak asing lagi, . Persamaan ini menginformasikan bahwa ada kaitan tak terlepaskan antara energi dan massa. Pada saat Einstein mempublikasikan hipotesanya, dia pun tidak membayangkan implikasi dari pekerjanya sedemikian besar.
Penelitian akan dunia atom terus berlanjut. Ilmuwan fokus dan bekerja keras dalam bidang ini. Ratusan peneletian dan laporan (report) dikerjakan.
Sekitar tahun 1930, Enrico Fermi di Italia berhasil melakukan berbagai penelitian tentang neutron. Fermi bersama ilmuwan yang dia pimpin berhasil memperlambat neutron, sehingga klasifikasi neutron ditemukan. Dari neutron cepat hingga neutron termal. Data tentang tambang lintang serapan (cross section) berhasil didokumentasikan. Penelitian ini sangat penting, karena neutron dikemudian hari menjadi aktor utama terjadinya reaksi inti berantai.
Penelitian ternyata bersambut di Jerman, dilakukan oleh Hahn dan Strassmann. Mereka membombardir uranium dengan neutron. Tidak bisa dibayangkan seperti meledakkan C-4 atau dinamit. Namun, ini reaksi yang tak kasat mata. Ya, kasat mata, karena hingga saat ini pun belum pernah ada manusia di bumi ini yang mampu melihat atom dan isinya. Namun hanya bisa melihat dari efek yang ditimbulkan.
Ternyata neutron yang ditembakkan ke material inti berat (uranium, plutonium, dll) mampu menghasilkan energi sangat dahsyat. Tidak hanya itu, namun reaksi ini menghasilkan neutron baru, lalu menembak lagi inti atom material inti berat. Sehingga reaksi ini terjadi secara terus-menerus. Oleh karena itu, disebutlah reaksi berantai.
Energi dahsyat ini menjadi pemikiran bagi para ilmuwan untuk apa dimanfaatkan. Kepentingan politik kotor pun masuk. Penelitian ini akhirnya disabotase untuk kepentingan jahat, menciptakan bom nuklir. Akhirnya setelah hiroshima dan nagashaki, bom nuklir dimasukkan ke dalam peti mati. Tak akan pernah bisa memunculkan taringnya. Bahkan, PLTN diperlakukan seperti apa pun tidak akan bisa berubah menjadi bom nuklir. Mustahil.
Tidak hanya sebatas pembahasan jelimet dengan berbagai rumus matematis di dalamnya. Dunia sub atomik adalah dunia yang sangat menarik, khususnya bagi yang menyukai sains. Terlepas dari apa latar belakangnya. Saat ini dunia sub atomik ternyata telah mengilhami banyak sekali lini kehidupan yang non eksak sekalipun. Dengan mudah kita bisa menemukan berbagai buku dengan kata kuantum di dalam judulnya. Namun, jangan dibayangkan buku tersebut adalah buku sains. Yang didapati justru lebih banyak buku tentang manajemen, baik personal maupun kolektif. Teori kuantum juga digunakan dalam pembahasan buku-buku religi, sungguh menarik pembahasan tentang dunia sub atomik.

2.      Radiasi

Wacana yang kerap melekat erat dalam benak sebagian besar masyarakat adalah mengerikannya radiasi. Radiasi membuat mandul, radiasi membuat cacat, radiasi mengganggu saluran tv/hp dan radiasi bisa membunuh. Itulah bahasa dan opini sebagian besar rakyat Indonesia. Mari kita lengkapi.
Radiasi sebenarnya seperti sahabat sehidup semati, tak akan pernah pergi atau lelah bersama kita. Radiasi senantiasa berada di sekitar kita. Menerpa kulit hingga ke dalam. Di manakah dia?
Radiasi dari angkasa luar (radiasi kosmik), radiasi dalam atmosfir bumi (radiasi kosmik sekunder), radiasi alam bahkan radiasi muncul dari tulang kita sendiri. Peralatan elektronik yang kita pakai sehari-hari seperti telepon seluler juga sumber radiasi yang bisa berbahaya. Radiasi memang ada yang baik dan buruk. Sesuai dengan kekuatan(aktivitas)nya. Data akan baik dan buruknya radiasi sudah lama diketahui. Bahkan Indonesia sudah mempunyai lembaga resmi, BAPETEN.
Namun, radiasi ini selalu disandingkan dengan nuklir, sedangkan persepsi nuklir adalah ‘bom’. Semakin nuklir dan radiasi menjadi seperti iblis (demonologi). Selanjutnya, markas besar radiasi dan nuklir adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Inilah alur ‘kebangetan’, ‘saklek’, tidak obyektif dan jauh dari realita yang sering dikampanyekan oleh para penolak PLTN.
Dari berbagai penelitian dan peninjauan lapangan, ternyata radiasi yang dilepaskan oleh PLTN hanya berkontribusi ≤ 10% radiasi di sekitar kita, seperti di jelaskan di atas. Perlu dicatat lagi, bahwa nilai 10% adalah penduduk yang tinggal dalam radius 1 km. Bahkan seandainya dalam radius 1 km ada delapan juta penduduk, maka kemungkinannya hanya satu orang yang terlukan. Sederhananya, membuat villa rekreasi bertetangga dengan PLTN tidak akan berdampak apa-apa. Bandingkan dengan kecelakaan transportasi, pembangkit listrik lain, penambangan dan industri teramat jauh berbeda.
Hal ini mungkin masih belum memuaskan para penolak PLTN. PLTU batubara yang menjadi primadona di Indonesia dan minim penolakan, ternyata menimbulkan radiasi 100 kali  lebih besar dibanding PLTN dalam rentang daya 1.000 MWe. Pembakaran  batu bara menghasilkan limbah radioaktif Uranium dan Thorium sebesar 37.000 ton setiap tahunnya, dimana 7.300 ton diantaranya berasal dari PLTU di Amerika.
Teknologi keamanan PLTN sedemikian rupa menjadi rujukan berbagai teknologi keselamatan. Kejadian Three Miles Island adalah salah satu bukti kesuksesan keamanan reaktor nuklir. Kecelakaan ini cukup serius, karena mengakibatkan teras reaktor hancur. Namun, pengungkung utama sukses, hanya 1% saja radiasi yang lepas, tak berbahaya. Masih jauh di bawah radiasi lingkungan. Keamanan ‘super’ inilah yang menyebabkan mengapa PLTN lebih mahal dibanding pembangkit lain. Namun pengembalian investasi dan keberpihakan lingkungan menjadi daya tawar mengapa PLTN menjadi solusi unggulan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flu Burung di Samarinda, Mari Waspada

STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN